SMP SIS AL-JUFRI

BLOG INI BERISI INFORMASI TENTANG SMP SIS AL-DJUFRIE DESA GALANDAU KECAMATAN BASI DONDO KABUPATEN TOLITOLI

Senin, 03 Desember 2012

SIS AL-DJUFRIE: Undangan Workshop SMP-BP

SIS AL-DJUFRIE: Undangan Workshop SMP-BP: Assalamu’alaikum w.w. Sambil menunggu undangan resmi, dengan ini diberitahukan bahwa Direktorat Pembinaan SMP   akan mengadakan Work...

Undangan Workshop SMP-BP

Assalamu’alaikum w.w.

Sambil menunggu undangan resmi, dengan ini diberitahukan bahwa Direktorat Pembinaan SMP  akan mengadakan Workshop Evaluasi dan Koordinasi SMP Berbasis Pesantren yang akan diselenggarakan pada:

Hari                                  : Rabu s.d. Sabtu
Tanggal                              : 5 s.d. 8 Desember  2012
            Tempat                              : Hotel Indo Alam Jl. Raya Cipanas Cianjur  Telp. (021) 5359359
Check in                            : Tanggal 5 Desember 2012, Pukul 13.00 WIB
Pembukaan                        : Tanggal 5 Desember  2012, Pukul 16.00 WIB
Chek Out                           : Tanggal 8 Desember  2012, Pukul 12.00 WIB
Peserta per sekolah       : 2 orang, terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah dan 1 orang pendamping                      (Wakasek atau pegawai TU atau guru)  yang  langsung terlibat dalam perencanaan dan  pelaksanaan program pembinaan SMP Berbasis Pesantren.
                             
Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara dan satu orang pendamping  untuk mengikuti workshop dimaksud. Transport, akomodasi, dan konsumsi peserta selama kegiatan berlangsung ditanggung penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1.       Panitia hanya akan mengganti biaya perjalanan/transport sesuai dengan yang tertera pada bukti tiket perjalanan yang sah (pesawat kelas ekonomi/kereta/bus).
2.      Tiket dan boardingpass (bagi yang naik pesawat) harus diserahkan kepada Panitia.               
3.      Transport dari Bandara Soekarno Hatta menuju hotel tempat pelaksanaan workshop, menggunakan bus/travel (tidak menggunakaan taksi)
4.     Panitia tidak menerima peserta di luar yang telah ditentukan.
Peserta dimohon membawa:
1.       Surat Tugas dari Kepala Sekolah/Ketua Yayasan/Pimpinan Pondok;
2.      Stempel sekolah;
3.      Laptop;
4.     Laporan pelaksanaan kegiatan bantuan pembinaan SBP Tahun 2011 (khusus bagi penerima bantuan yang belum menyerahkan laporan);
5.      Laporan pelaksanaan kegiatan bantuan pengembangan SBP Tahun 2011 (khusus bagi penerima bantuan yang belum menyerahkan laporan)
6.     Laporan kemajuan kegiatan bantuan pembinaan SBP tahun 2012 (semua sekolah)
7.      Laporan kemajuan kegiatan bantuan pembinaan kompetensi siswa tahun 2012. (khusus bagi penerima bantuan)

Dalam workshop tersebut, semua peserta akan menyampaikan paparan pelaksanaan program pembinaan SBP dan menyusun kegiatan unggulan  sekolah masing-masing. Oleh sebab itu, selain kelengkapan administrasi dan peralatan di atas, semua peserta hendaknya menyiapkan :
1.       Paparan tentang pelaksanaan program pembinaan SBP, terutama realisasi bantuan yang diterima (bantuan pembinaan tahun 2011/bantuan pengembangan tahun 2011/bantuan pembinaan 2012/bantuan kompetensi siswa tahun 2012) dengan format power point. Garis besar isi paparan mencakup: pelaksanaan, output dan outcome setiap kegiatan.
2.      Bahan penyusunan kegiatan unggulan (good practice)  dalam pelaksanaan  program pembinaan SMP Berbasis Pesantren di SMP masing-masing (misalnya: file-file dokumentasi kegiatan, statistic sekolah, dftar perolehan nilai UN dari tahun ke tahun, dan sebagainya).
Untuk koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi Chamdun (08129514731) atau Abdul Nasir Hartono (0816777750). Tolong berita ini disampaikan kepada teman-teman SBP yang lain. Alamat dan nomor hp ada di lampiran.
Terima kasih
Wassalam,

Chamdun/Abdul Nasir

Senin, 22 Oktober 2012

SIS AL-DJUFRIE: CERPEN SANTRI a.n. SUKMAWATI

SIS AL-DJUFRIE: CERPEN SANTRI a.n. SUKMAWATI:     CERPEN SANTRI   Saya sangat senang tinggal di pondok karena saya memiliki banyak teman dan saya memiliki guru-guru yang sang...

CERPEN SANTRI a.n. SUKMAWATI



    CERPEN SANTRI

  Saya sangat senang tinggal di pondok karena saya memiliki banyak teman dan saya memiliki guru-guru yang sangat baik dan sayang kepada saya dan jika saya membutuhkan sesuatu pasti pengasuh pondok akan memberikannya selama mereka mampu melakukannya.
     Pertama, setelah saya lulus dari SD saya ingin melanjutkan sekolah saya tapi orang tua saya tidak sanggup membiayai saya karena masalah ekonomi mereka yang terbatas tapi Alhamdulillah masih ada sekolah yang gratis yaitu SMP Sis AL-Djufrie. Dan di pondok saya memiliki begitu banyak pengalaman dan pelajaran terutama soal keadaan sehari-hari yaitu shalat lima waktu, mengaji dan tari jeppeng. Dan di sini  saya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Walaupun di pondok makan apa adanya dan tidur berdesak-desakan tikar dan kasur yang masih sangat kurang dan kadang saya dan teman-teman tidur sebantal berdua tapi karena kebersamaan kami semua merasa nyaman. Dan pada saat saya di rumah saya belum terlalu bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik misalnya memasak dan mencuci pakaian maupun mencuci piring dan disini saya bisa menjadi anak yang mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua. Dan setelah saya sudah cukup lama tinggal di pondok ada kejadian yang mengharukan bagi saya, teman-teman maupun Pembina saya sendiri yaitu terjadinya angin puting beliung yang menimpa pondok kami, yang terjadi pada hari selasa tanggal 19 April 2009 pukul 12.15 tiga ruang kelas terbang di bawah angin puting beliung hingga radius kurang lebih 150 M dan satu musahllah yang selalu kami gunakan untuk pelaksanaan Qiraah juga rusak di terjang angin, hingga kami juga harus bermalam dalam ruang kelas karena asrama kami juga sebelah atapnya terbang di bawa angin.
Semoga semua teman-teman tetap baik sama saya begitupun dengan bapak ibu guru saya dan semoga kedepannya nanti saya dapat menjalankan harapan guru-guru saya untuk menjadi Pembina adik-adik santri yang baru dan ingin sekolah di pesantren Sis AL-Djufrie kelak dan saya akan berusaha untuk menjadi santri yang di banggakan oleh asatidza kelak di kemudia hari karena orang bijak berkata
“Nice to be important but important to be nice”
Artinya : lebih baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik
Itulah kalimat yang selalu tergiang di telinga saya, yang selalu di sampaikan pengasuh pondok setiap member arahan kepada para santrinya. Dan semoga saya dan teman-teman tetap giat belajar dan selalu menghormati kedua orang tua guru dan orang lain dan semoga pengurus pondok masih terus memenuhi kebutuhan kami di sekolah dan dipondok Misalnya: Buku, Sepatu, Kursi, makanan dan lauknya dan semoga orang tua saya selalu mendoakan saya untuk mencapai cita-cita yatiu menjadi guru yang bisa yang bisa di andalkan oleh guru dan keluarga.
Sekarang ini saya sudah kelas dua SMP dan saya sangat menginginkan untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi lagi misalnya SMK, SMA ataupun Aliyah. Karena itu saya berharap kepada pengasuh pondok pesantren untuk membangun sekolah saya berharap kepada pengasuh pondok untuk membangun sekolah yang lebih tinggi dari SMP yatiui : SMK/SMA ataupun Aliyahagar jika saya lulus nanti saya bisa melanjutkan di pesantren Sis Al-Djufrie ini.

Senin, 24 September 2012

SIS AL-DJUFRIE: Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman

 SIS AL-DJUFRIE: Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman:   Tentunya hal yang paling indah bagi anak seusia saya adalah saat dimana kami bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama kelu...

Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman


 


Tentunya hal yang paling indah bagi anak seusia saya adalah saat dimana kami bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga kami, di saat itulah segalanya terasa tidak akan pernah berakhir. Pertama saya ingin mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah swt dan juga kepada pengasuh pondok pesantren Sis  Al-Djufrie dan kepada teman-teman yang selalu menjadi penghibur di setiap waktu.
Salah satu alasan saya memilih untuk tinggal di pesantren Sis Al-Djufrie adalah dengan pertimbangan, ketika saya di rumah saya tidur tidak pernah memakai alas ataupun tikar karena saya sangat tidak terbiasa tidur dengan menggunakan tikar bukan karena malas memakainya, akan tetapi karena memang di rumah saya tidak ada tikar ataupun karpetnya. akhirnya saya hanya tidur beralaskan papan yang menjadi lantai rumah kami terlebih lagi jika sudah malam nyamuk sangat banyak, sehingga terkadang saya harus terbangun di tengah malam hanya sekedar untuk “bercanda” dengan nyamuk-nyamuk tersebut. Dan suasana seperti diatas tidak jauh berbeda dengan ketika saya berada di pesantren Cuma bedanya kalau di pesantren saya masih bisa menggunakan kasur untuk tidur itupun harus saling berbagi dengan teman saya, bantal yang seyogyanya di pakai untuk seorang saja apabila di pesantren saya harus berbagi dengan teman kadang bertiga dalam satu bantal dan lagi ketika tidur kami selalu berdesak-desakan dan satu lagi kalau di pesantren tidak perlu khawatir dengan nyamuk karena kami selalu membakar anti nyamuk sebelum tidur
Meskipun demikian, mungkin kalau teman-teman di luar sana berfikir bahwa untuk apa sekolah di tempat yang seperti itu, memangnya masih ada yang seperti itu, hari gini? satu hal yang ingin saya sampaikan di dalam tulisan ini, bagi kami itu sudah lebih dari cukup karena ada rasa kebahagiaan tersendiri yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata akan tetapi kita akan lebih memahami dan meresapi maknanya manakala anda melakukannya sendiri.
Sekolah kami SMP SIS AL-DJUFRIE berdiri di bawah nama Pondok Pesantren SIS AL-DJUFRIE tepatnya di Desa Galandau Kecamatan Basi Dondo Kabupaten TOLITOLI, jaraknya dari ibu kota  propinsi ± 389 Km jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Tolitoli ± 42 Km dan jarak tempuh dari ibukota kecamatan Basi Dondo ± 23 kilometer. Sekolah kami berada di tengah hutan dan tepatnya di puncak Bukit Ngata Gaya, jika teman-teman sekalian ingin berkunjung ke sekolah kami tidaklah semudah seperti apa yang teman-teman bayangkan karena sekolah kami berjarak ± 4 Km dari jalan raya Trans Sulawesi. Kalau biasa teman-teman menempuh jarak 4 KM hanya dalam hitungan menit tapi itu sangat berbalik sekitar 360 o jika teman-teman ingin berkunjung kesekolah kami waktu tempuhnya sekitar 2 jam perjalanan dari jalan raya Trans Sulawesi tadi, tentunya teman-teman bertanya kenapa bisa? Karena medan yang kita tempuh bukan jalan aspal mulus yang dipinggirnya ditumbuhi pepohonan rindang dan juga bukan jalan yang bertabur bunga yang harum semerbak akan tetapi medan yang akan kita lewat,,,,!! akan saya jelaskan secara tertib, pertama ketika keluar dari jalan raya Trans Sulawesi di depan, kita sudah di tunggu dengan air yang melintasi jalanan yang mencapai ketinggian paha orang dewasa sepanjang ± 15 meter, setelah itu kita akan menyeberangi sungai yang dalamnya sekitar ± 30 meter dengan menggunakan perahu rakit yang di adakan atas swadaya masyarakat sekitar, apakah perjuangan berhenti sampai di situ? Belum teman karena kita masih harus menempuh perjalanan dengan mendaki dua gunung, akan tetapi teman-teman tidak perlu risau di mana kita akan istirahat sejenak?? tenang teman karena sepanjang jalan rasa letih dan lelah akan terobati alias tidak berasa karena sepanjang perjalanan kita akan di suguhi pemandangan hutan belantara hijau yang belum terjamah sama sekali, baru setelah itu teman-teman akan sampai di sekolahku Pondok Pesantren SIS AL-DJUFRIE, SMP SIS AL-DJUFRIE Alamat : Bukit Ngata Gaya No 244 Desa Galandau.
Ketika anda masuk di dalam kawasan Pondok Pesantren kami kesan aman, nyaman, damai dan jauh dari hiruk pikuk kota, sudah akan menjadi cerita menarik yang akan tersimpan di benak teman-teman sebagai salah satu cerita paling menarik yang akan teman-teman ceritakan keteman-teman yang lainnya di luar sana. Suasana hening akan menjadi teman kita semua manakala teman-teman berada di Pondok Pesantren kami, satu hal mendasar yang kembali ingin saya sampaikan kepada teman-teman sekalian adalah sekolah kami sangat jauh dari kata sempurna, fasilitas di Pondok kami sangat berbeda sekali dengan fasilitas yang teman-teman nikmati di luar sana, kalau di sekolah teman-teman sekalian fasilitas seperti Lab computer, Lab Bahasa, Perpustakaan, Jaringan Internet, kantin dan segala macam Lab sudah menjadi hal Yang harus ada bagi teman-teman, berbeda halnya dengan di sekolah kami jangankan Lab ataupun jaringan internet! Kantin dan perpustakaan saja sama sekali kami tidak punya. Tapi hal itu bukan membuat kami bermalas-malasan akan tetapi itu semakin memacu semangat kami untuk mempelajari serta mengetahui ilmu-ilmu yang susah bahkan mungkin teman sekalian tidak dapatkan di luar sana.
Kalau di luar sana di sekolah teman-teman sekalian sudah di juluki “SSI” Sekolah Standar Internasional ataupun “SSN” Sekolah Standar Nasional sekolah SMP-ku dijuluki “SMP SBP” Sekolah Menengah Pertama Sekolah Berbasis Pondok Pesantren, kalau di sekolah teman-teman sekalian sudah pernah menjuarai INI dan ITU tapi saya dan teman-teman di sekolah, baru berencana akan menguncang dunia.
Kalau di pesantren lain ataupun sekolah lain ketika tiba waktu libur teman-teman sekalian pulang kerumah di sambut dengan senyum sayang dan sambutan hangat dari keluarga teman-teman sekalian berbeda halnya dengan kami teman-teman ketika waktu libur datang dan kami pulang kerumah bukan senyum sayang dan sambutan hangat yang kami dapatkan melainkan kami di sambut dengan suara mengelegar dari keluarga kami yang memarahi kami untuk kembali lagi kepesantren dan jangan selalu pulang-pulang sambutan seperti itulah yang kami dapatkan, tentu teman-teman bertanya kenapa demikian? Karena rata-rata keluarga kami berangkat dari keluarga tidak mampu jangankah untuk sekolah saya teman-teman untuk makan sehari-haripun sangat sulit.
Kami di sini sama halnya dengan teman-teman sekalian anak-anak Indonesia yang kesemuanya memiliki cita-cita yang mulia dan ingin kami capai, oleh karena itu kami memohon kepada pemerintah untuk kiranya ketika dapat membantu kami, sebagai tambahan. Di Pondok Pesantren kami, kami tidur berdesak-desakan kasur yang seharusnya di pakai untuk satu orang satu kasur, di kami satu kasur untuk bertiga, jadi jangankan cerita apakah ada Ranjang atau Dipan! kasurpun kami harus saling berbagi satu sama lain.

SIS AL-DJUFRIE: SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE

SIS AL-DJUFRIE: SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE:   Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE    Ustad Abdul Hamid Berawal dari muktamar akbar yang kedelapan pada tahun 2002. Saya di...

SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE


 Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE
 
 Ustad Abdul Hamid
Berawal dari muktamar akbar yang kedelapan pada tahun 2002. Saya di sampaikan oleh orang tua tentang arti dari pada pengabdian, wabil khusus mengabdi untuk ummat dengan menuntun mereka dalam hal ketauhidan, akhlak, maupun aqidah itu hanya bisa di bimbing melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal, itu dapat di lakukan secara maksimal kalau kamu buka atau bangun Pondok Pesantren seperti halnya guru tua.
“Saya pesankan sama kamu bangunlah pondok pesantren yang dapat menampung anak-anak dhuafa atau kurang mampu saya selaku orang tua tidak gembira terima berita bahwa kamu sudah memiliki rumah sekalipun tiga lantai, juga saya belum senang dengar berita kalau kamu sudah dapat beternak mobil dan saya malah sedih kalau muncul berita di telingga saya bahwa kamu itu memiliki kebun seluas mata memandang, mengapa? Karena manusia ini hidup ingin kaya raya mau rumah elit, mobil mewah kebun buah-buahan yang luas, itu target daripada manusia yang hidup di dunia ini saya akan bahagia dan tenang bilamana mendengar berita bahwa kau sudah punya pesantren, dapat menampung anak-anak yang ingin bersekolah tapi terhimpit oleh beban ekonomi yang berat karena mereka yang mampu membangun pesantren itu adalah hidayah dari Allah swt”.

Hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan, setelah memasuki bulan kelima tepatnya 1 Ramadhan 1432 hijriah orang tua saya meninggal dunia. Wasiat, wejangan dan arahanya selalu mengganggu pikiran saya waktu itu dan Alhamdulillah setelah selesai takziah yang ketujuh malam, pagi harinya saya pulang ke TOLIS kembali menjalankan aktivitas seperti biasa tiba-tiba datang program untuk pembangunan pemukiman transmigrasi di desa kami. Di pemukiman baru itu akan di tempati oleh warga eks pengungsi Poso, maka dibangunlah rumah-rumah transmigran sebanyak 300 kepala keluarga terdiri dari dusun 1 Sebanyak 87 KK, dusun 2 sebanyak 113 KK dan di dusun 3 sebanyak 100 kepala keluarga, maka saya pun mendaftarkan diri untuk menjadi warga transmigran dan kami di beri tanah pertanian seluas 2 hektar antara dusun 2 dan dusun 3 diatas lahan itulah kelak saya mendirikan Pondok Pesantren Sis Al-Jufri, bersama dengan rekan atau saudara angkat saya yang bernama KADIM di lokasi pondok pesantren Sis Al-Jufri dia mewakafkan tanah seluas 2 Ha untuk pembangunan dan pemberdayaan Pondok Pesantren, setelah lokasinya sudah jelas saya dan Kadim mulai melaksanakan pembersihan lahan setelah selama 18 hari lamanya kami menbersihkan tempat untuk pembangunan asrama santri yang di gandeng dengan ruang belajar. Tiga ruangan, dari situ kami mulai angkut bahan-bahan bangunan berupa tiang kayu panjang dan papan, karena kami berdua tidak cukup uang untuk mendanai semua itu kami pun berperas pikiran untuk mencari teman yang satu visi dengan kami. Pada suatu hari saya mendatangi seorang ustad yang tinggal di kota Tolitoli namanya Ustadz Syamsu Hi Pataray S.Hi. saya ceritakan kepada beliau dari awal hingga akhir. Ternyata Ustad Syamsu sangat menghargai cita-cita luhur tersebut tidak panjang lebar beliau katakan "saya besok datang tinjau lokasi itu, kita bangun ponpes Sis Al-Jufri dan kembangkan ilmunya Habib Idrus di sana. Keesokan harinya beliau datang dan langsung menyebrangi sungai yang lebarnya sekitar ±60 M. sampai di lokasi beliau terkagum-kagum melihat situasi di lokasi persiapan pembangunan PONPES tersebut. Karena dia terletak di bukit-bukit. Di tengok kebawah hamparan yang luas yang telah di bangun rumah-rumah transmigrasi, beliau berdecak kagum atas pemandangan di bawah, sore harinya kita rapat untuk membahas dari pada kelanjutan pembangunan ponpes setelah dua hari dari pelaksanaan rapat kami datangkan tukang dua orang untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan ruang kelas sebanyak tiga ruang, tanpa terasa kita sudah melewati selama dua bulan ustad Syamsu pun tak kunjung datang saya datangi beliau untuk yang kedua kalinya begitu beliau melihat bahwa saya yang datang, beliau berkata dengan gaya bahasa bugisnya yang kental beliau berkata:
“Jauh sekalimi itu lokasi mid, baru akses jalan belum ada, jangan kurang hati ko di’ tidak mampu je saya jalan kaki, baru naik perahu terus, kau mi bangun itu sekolah dan buka pesantren nanti saya bantu ko dari jauh kalu cuman administrasi,soalnya ada juga lokasi di Desa Buntuna saya dapat dan kita sama-sama bangun pesantren, kalau kau di Galandau beri nama Sis Al-Jufri saya di Buntuna beri nama Ponpes Madinatul Khairaat”.Jadi sekarang beliau juga punya pesantren yang namanya Madinatul Khairaat Buntuna. Di sini dekat sekitar 200 M dari asrama Kompi 711 PLN masuk. Jadi minta maaf saya mungkin cari teman juga untuk bantu saya mendirikan Ponpes di sini”

begitulah penjelasan beliau pada saat itu dengan perasaan kecewa saya pulang, sepanjang jalan saya berfikir siapa lagi yang bisa bantu untuk dirikan pesantren, kalau di Dolo banyak saudara, keluarga tapi di Tolitoli “teman untuk berfikir banyak, tapi teman untuk bekerja itu yang tidak ada”, lalu saya coba temui teman Abnaul Khairaat yang di DPR namanya Moh Nur Tandesa saya yakinkan beliau bahwa lokasi siap, bangunan sudah 3 ruang dengan asrama santri sekalipun beliau masih berfikir-fikir, minggu berikutnya saya datangi kembali untuk menanyai kesiapan beliau beliau langsung bilang “ya sudah bismillah saja kita bangun Ponpes Sis Al-Jufri”. Hari itu juga saya konsultasi ke DEPAG dengan kepala seksi pengembangan keagamaan Pondok Pesantren. Yaitu Bapak Ustad Hi Moh Bahri S.Ag, beliau dan langsung mengatakan usahakan bulan Rabiul Awal 1426 Hijriah kita buka atau resmikan Pesantrenmu di rangkaikan dengan Maulid, sejak saat itu di mulailah Proses Belajar Mengajar di Ponpes Sis Al-Jufri dengan siswa awal sebanyak 32 orang.
"Dikisahkan langsung oleh Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE"
                                                                              
                                                                      GALANDAU, 6 April 2012
                                                                          PIMPINAN PONDOK 


                                                                               ABDUL HAMID