SMP SIS AL-JUFRI
Senin, 24 September 2012
SIS AL-DJUFRIE: Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman
SIS AL-DJUFRIE: Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman: Tentunya hal yang paling indah bagi anak seusia saya adalah saat dimana kami bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama kelu...
Cerpen Santri Sis Al-Djufrie a.n. Usman
Tentunya hal
yang paling indah bagi anak seusia saya adalah saat dimana kami bisa berkumpul
dan menghabiskan waktu bersama keluarga kami, di saat itulah segalanya terasa
tidak akan pernah berakhir. Pertama saya ingin mengucapkan rasa syukur yang tak
terhingga kepada Allah swt dan juga kepada pengasuh pondok pesantren Sis Al-Djufrie dan kepada teman-teman yang selalu
menjadi penghibur di setiap waktu.
Salah satu
alasan saya memilih untuk tinggal di pesantren Sis Al-Djufrie adalah dengan
pertimbangan, ketika saya di rumah saya tidur tidak pernah memakai alas ataupun
tikar karena saya sangat tidak terbiasa tidur dengan menggunakan tikar bukan
karena malas memakainya, akan tetapi karena memang di rumah saya tidak ada
tikar ataupun karpetnya. akhirnya saya hanya tidur beralaskan papan yang
menjadi lantai rumah kami terlebih lagi jika sudah malam nyamuk sangat banyak,
sehingga terkadang saya harus terbangun di tengah malam hanya sekedar untuk
“bercanda” dengan nyamuk-nyamuk tersebut. Dan suasana seperti diatas tidak jauh
berbeda dengan ketika saya berada di pesantren Cuma bedanya kalau di pesantren
saya masih bisa menggunakan kasur untuk tidur itupun harus saling berbagi
dengan teman saya, bantal yang seyogyanya di pakai untuk seorang saja apabila
di pesantren saya harus berbagi dengan teman kadang bertiga dalam satu bantal
dan lagi ketika tidur kami selalu berdesak-desakan dan satu lagi kalau di pesantren
tidak perlu khawatir dengan nyamuk karena kami selalu membakar anti nyamuk
sebelum tidur
Meskipun
demikian, mungkin kalau teman-teman di luar sana berfikir bahwa untuk apa
sekolah di tempat yang seperti itu, memangnya masih ada yang seperti itu, hari
gini? satu hal yang ingin saya sampaikan di dalam tulisan ini, bagi kami itu
sudah lebih dari cukup karena ada rasa kebahagiaan tersendiri yang sulit untuk
di ungkapkan dengan kata-kata akan tetapi kita akan lebih memahami dan meresapi
maknanya manakala anda melakukannya sendiri.
Sekolah kami
SMP SIS AL-DJUFRIE berdiri di bawah nama Pondok Pesantren SIS AL-DJUFRIE
tepatnya di Desa Galandau Kecamatan Basi Dondo Kabupaten TOLITOLI, jaraknya
dari ibu kota propinsi ±
389 Km jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Tolitoli ± 42 Km dan jarak tempuh dari
ibukota kecamatan Basi Dondo ± 23 kilometer. Sekolah kami berada di
tengah hutan dan tepatnya di puncak Bukit Ngata Gaya, jika teman-teman sekalian
ingin berkunjung ke sekolah kami tidaklah semudah seperti apa yang teman-teman
bayangkan karena sekolah kami berjarak ± 4 Km dari jalan raya Trans Sulawesi.
Kalau biasa teman-teman menempuh jarak 4 KM hanya dalam hitungan menit tapi itu
sangat berbalik sekitar 360 o jika teman-teman ingin berkunjung
kesekolah kami waktu tempuhnya sekitar 2 jam perjalanan dari jalan raya Trans
Sulawesi tadi, tentunya teman-teman bertanya kenapa bisa? Karena medan yang
kita tempuh bukan jalan aspal mulus yang dipinggirnya ditumbuhi pepohonan
rindang dan juga bukan jalan yang bertabur bunga yang harum semerbak akan tetapi
medan yang akan kita lewat,,,,!! akan saya jelaskan secara tertib, pertama
ketika keluar dari jalan raya Trans Sulawesi di depan, kita sudah di tunggu
dengan air yang melintasi jalanan yang mencapai ketinggian paha orang dewasa
sepanjang ±
15 meter, setelah itu kita akan menyeberangi sungai yang dalamnya sekitar ±
30 meter dengan menggunakan perahu rakit yang di adakan atas swadaya masyarakat
sekitar, apakah perjuangan berhenti sampai di situ? Belum teman karena kita
masih harus menempuh perjalanan dengan mendaki dua gunung, akan tetapi
teman-teman tidak perlu risau di mana kita akan istirahat sejenak?? tenang
teman karena sepanjang jalan rasa letih dan lelah akan terobati alias tidak
berasa karena sepanjang perjalanan kita akan di suguhi pemandangan hutan
belantara hijau yang belum terjamah sama sekali, baru setelah itu teman-teman
akan sampai di sekolahku Pondok Pesantren SIS AL-DJUFRIE, SMP SIS AL-DJUFRIE
Alamat : Bukit Ngata Gaya No 244 Desa Galandau.
Ketika anda
masuk di dalam kawasan Pondok Pesantren kami kesan aman, nyaman, damai dan jauh
dari hiruk pikuk kota, sudah akan menjadi cerita menarik yang akan tersimpan di
benak teman-teman sebagai salah satu cerita paling menarik yang akan
teman-teman ceritakan keteman-teman yang lainnya di luar sana. Suasana hening
akan menjadi teman kita semua manakala teman-teman berada di Pondok Pesantren
kami, satu hal mendasar yang kembali ingin saya sampaikan kepada teman-teman
sekalian adalah sekolah kami sangat jauh dari kata sempurna, fasilitas di
Pondok kami sangat berbeda sekali dengan fasilitas yang teman-teman nikmati di
luar sana, kalau di sekolah teman-teman sekalian fasilitas seperti Lab
computer, Lab Bahasa, Perpustakaan, Jaringan Internet, kantin dan segala macam
Lab sudah menjadi hal Yang harus ada bagi teman-teman, berbeda halnya dengan di
sekolah kami jangankan Lab ataupun jaringan internet! Kantin dan perpustakaan
saja sama sekali kami tidak punya. Tapi hal itu bukan membuat kami
bermalas-malasan akan tetapi itu semakin memacu semangat kami untuk mempelajari
serta mengetahui ilmu-ilmu yang susah bahkan mungkin teman sekalian tidak
dapatkan di luar sana.
Kalau di luar
sana di sekolah teman-teman sekalian sudah di juluki “SSI” Sekolah Standar
Internasional ataupun “SSN” Sekolah Standar Nasional
sekolah SMP-ku dijuluki “SMP SBP” Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Berbasis Pondok Pesantren, kalau di sekolah
teman-teman sekalian sudah pernah menjuarai INI dan ITU tapi saya dan
teman-teman di sekolah, baru berencana akan menguncang dunia.
Kalau di
pesantren lain ataupun sekolah lain ketika tiba waktu libur teman-teman
sekalian pulang kerumah di sambut dengan senyum sayang dan sambutan hangat dari
keluarga teman-teman sekalian berbeda halnya dengan kami teman-teman ketika
waktu libur datang dan kami pulang kerumah bukan senyum sayang dan sambutan
hangat yang kami dapatkan melainkan kami di sambut dengan suara mengelegar dari
keluarga kami yang memarahi kami untuk kembali lagi kepesantren dan jangan
selalu pulang-pulang sambutan seperti itulah yang kami dapatkan, tentu
teman-teman bertanya kenapa demikian? Karena rata-rata keluarga kami berangkat
dari keluarga tidak mampu jangankah untuk sekolah saya teman-teman untuk makan
sehari-haripun sangat sulit.
Kami di sini
sama halnya dengan teman-teman sekalian anak-anak Indonesia yang kesemuanya
memiliki cita-cita yang mulia dan ingin kami capai, oleh karena itu kami
memohon kepada pemerintah untuk kiranya ketika dapat membantu kami, sebagai
tambahan. Di Pondok Pesantren kami, kami tidur berdesak-desakan kasur yang
seharusnya di pakai untuk satu orang satu kasur, di kami satu kasur untuk
bertiga, jadi jangankan cerita apakah ada Ranjang atau Dipan! kasurpun kami
harus saling berbagi satu sama lain.
SIS AL-DJUFRIE: SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE
SIS AL-DJUFRIE: SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE: Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE Ustad Abdul Hamid Berawal dari muktamar akbar yang kedelapan pada tahun 2002. Saya di...
SEJARAH BERDIRINYA PONPES SIS AL-DJUFRIE
Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE
Ustad Abdul Hamid
Berawal
dari muktamar akbar yang kedelapan pada tahun 2002. Saya di sampaikan oleh
orang tua tentang arti dari pada pengabdian, wabil khusus mengabdi untuk ummat
dengan menuntun mereka dalam hal ketauhidan, akhlak, maupun aqidah itu hanya
bisa di bimbing melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal,
itu dapat di lakukan secara maksimal kalau kamu buka atau bangun Pondok
Pesantren seperti halnya guru tua.
“Saya
pesankan sama kamu bangunlah pondok pesantren yang dapat menampung anak-anak
dhuafa atau kurang mampu saya selaku orang tua tidak gembira terima berita
bahwa kamu sudah memiliki rumah sekalipun tiga lantai, juga saya belum senang
dengar berita kalau kamu sudah dapat beternak mobil dan saya malah sedih kalau
muncul berita di telingga saya bahwa kamu itu memiliki kebun seluas mata
memandang, mengapa? Karena manusia ini hidup ingin kaya raya mau rumah elit,
mobil mewah kebun buah-buahan yang luas, itu target daripada manusia yang hidup
di dunia ini saya akan bahagia dan tenang bilamana mendengar berita bahwa kau
sudah punya pesantren, dapat menampung anak-anak yang ingin bersekolah tapi
terhimpit oleh beban ekonomi yang berat karena mereka yang mampu membangun
pesantren itu adalah hidayah dari Allah swt”.
Hari
berganti minggu, minggu pun berganti bulan, setelah memasuki bulan kelima
tepatnya 1 Ramadhan 1432 hijriah orang tua saya meninggal dunia. Wasiat,
wejangan dan arahanya selalu mengganggu pikiran saya waktu itu dan
Alhamdulillah setelah selesai takziah yang ketujuh malam, pagi harinya saya
pulang ke TOLIS kembali menjalankan aktivitas seperti biasa tiba-tiba datang
program untuk pembangunan pemukiman transmigrasi di desa kami. Di pemukiman
baru itu akan di tempati oleh warga eks pengungsi Poso, maka dibangunlah
rumah-rumah transmigran sebanyak 300 kepala keluarga terdiri dari dusun 1
Sebanyak 87 KK, dusun 2 sebanyak 113 KK dan di dusun 3 sebanyak 100 kepala
keluarga, maka saya pun mendaftarkan diri untuk menjadi warga transmigran dan
kami di beri tanah pertanian seluas 2 hektar antara dusun 2 dan dusun 3 diatas
lahan itulah kelak saya mendirikan Pondok Pesantren Sis Al-Jufri, bersama
dengan rekan atau saudara angkat saya yang bernama KADIM di lokasi pondok
pesantren Sis Al-Jufri dia mewakafkan tanah seluas 2 Ha untuk pembangunan dan
pemberdayaan Pondok Pesantren, setelah lokasinya sudah jelas saya dan Kadim
mulai melaksanakan pembersihan lahan setelah selama 18 hari lamanya kami
menbersihkan tempat untuk pembangunan asrama santri yang di gandeng dengan
ruang belajar. Tiga ruangan, dari situ kami mulai angkut bahan-bahan bangunan
berupa tiang kayu panjang dan papan, karena kami berdua tidak cukup uang untuk
mendanai semua itu kami pun berperas pikiran untuk mencari teman yang satu visi
dengan kami. Pada suatu hari saya mendatangi seorang ustad yang tinggal di kota
Tolitoli namanya Ustadz Syamsu Hi Pataray S.Hi. saya ceritakan kepada beliau
dari awal hingga akhir. Ternyata Ustad Syamsu sangat menghargai cita-cita luhur
tersebut tidak panjang lebar beliau katakan "saya
besok datang tinjau lokasi itu, kita bangun ponpes Sis Al-Jufri dan kembangkan
ilmunya Habib Idrus di sana”.
Keesokan harinya beliau datang dan langsung menyebrangi sungai yang lebarnya
sekitar ±60
M. sampai
di lokasi beliau terkagum-kagum melihat situasi di lokasi persiapan pembangunan PONPES tersebut.
Karena dia terletak di bukit-bukit. Di tengok kebawah hamparan yang luas yang
telah di bangun rumah-rumah transmigrasi, beliau berdecak kagum atas
pemandangan di bawah, sore harinya kita rapat untuk membahas dari pada
kelanjutan pembangunan
ponpes setelah dua hari dari pelaksanaan rapat kami datangkan tukang dua orang
untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan ruang kelas sebanyak tiga ruang, tanpa
terasa kita sudah melewati selama dua bulan ustad Syamsu pun tak kunjung datang
saya datangi beliau untuk yang kedua kalinya begitu beliau melihat bahwa saya
yang datang, beliau berkata dengan gaya bahasa bugisnya yang kental beliau
berkata:
“Jauh sekalimi itu lokasi mid, baru akses jalan belum
ada, jangan kurang hati ko di’ tidak mampu je saya jalan kaki, baru naik perahu
terus, kau mi bangun itu sekolah dan buka pesantren nanti saya bantu ko dari
jauh kalu cuman administrasi,soalnya ada juga lokasi di Desa Buntuna saya dapat
dan kita sama-sama bangun pesantren, kalau kau di Galandau beri nama Sis
Al-Jufri saya di Buntuna beri nama Ponpes Madinatul Khairaat”.Jadi sekarang
beliau juga punya pesantren yang namanya Madinatul Khairaat Buntuna. Di sini dekat
sekitar 200 M dari asrama Kompi 711 PLN masuk. Jadi minta maaf saya mungkin
cari teman juga untuk bantu saya mendirikan Ponpes di sini”
begitulah penjelasan beliau pada saat itu dengan perasaan
kecewa saya pulang, sepanjang jalan saya berfikir siapa lagi yang bisa bantu
untuk dirikan pesantren, kalau di Dolo banyak saudara, keluarga tapi di
Tolitoli “teman untuk berfikir banyak, tapi teman untuk bekerja itu yang tidak ada”, lalu saya coba temui teman Abnaul Khairaat yang di DPR
namanya Moh Nur Tandesa saya yakinkan beliau bahwa lokasi siap, bangunan sudah
3 ruang dengan asrama santri sekalipun beliau masih berfikir-fikir, minggu
berikutnya saya datangi kembali untuk menanyai kesiapan beliau beliau langsung
bilang “ya sudah bismillah saja kita bangun Ponpes Sis Al-Jufri”. Hari
itu juga saya konsultasi ke DEPAG dengan kepala seksi pengembangan keagamaan
Pondok Pesantren. Yaitu Bapak Ustad Hi Moh Bahri S.Ag, beliau dan langsung
mengatakan usahakan bulan Rabiul Awal 1426 Hijriah kita buka atau resmikan
Pesantrenmu di rangkaikan dengan Maulid, sejak saat itu di mulailah Proses
Belajar Mengajar di Ponpes Sis Al-Jufri dengan siswa awal sebanyak 32 orang.
"Dikisahkan langsung oleh Pimpinan Ponpes SIS AL-DJUFRIE"
GALANDAU,
6 April 2012
PIMPINAN
PONDOK
ABDUL
HAMID
Lokasi:Tolitoli indonesia
Jalan Trans Sulawesi, Baolan, Indonesia
Kamis, 20 September 2012
SIS AL-DJUFRIE: Daftar Keadaan Guru SMP SIS AL-DJUFRIE
SIS AL-DJUFRIE: Daftar Keadaan Guru SMP SIS AL-DJUFRIE: DAFTAR KEADAAN GURU / PEGAWAI SMP SIS AL-DJUFRIE GALANDAU UNTUK BULAN DESEMBER TAHUN 2012 NO N A M A L/P ...
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...: Pada saat pelaksanaan HAUL Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aldjufrie yang ke 46 minggu lalu, santriawan dan ...
SIS AL-DJUFRIE: SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES ...
SIS AL-DJUFRIE: SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES ...: SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME... : Pada saat pelaksanaan HAUL Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aldjufri...
SIS AL-DJUFRIE: Guru Baru SMP SIS AL-DJUFRIEHELMI S. PdMinggu la...
Guru Baru SMP SIS AL-DJUFRIE
HELMI S. Pd
HELMI S. Pd
Minggu la...: Guru Baru SMP SIS AL-DJUFRIE HELMI S. Pd Minggu lalu tepatnya tanggal 14 september 2012, Pimpinan Ponpes Sis Al-Djufrie yang jug...
Guru Baru SMP SIS AL-DJUFRIE
HELMI S. Pd
Minggu lalu tepatnya tanggal 14 september 2012, Pimpinan Ponpes Sis Al-Djufrie yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SMP SIS AL-DJUFRIE menerima Guru baru yang akan mengajar di SMP SIS AL-DJUFRIE Desa Galandau.
Guru baru tersebut nantinya selain sebagai tenaga pengajar di SMP juga akan mengajar di Pondok Pesantren untuk mengisi jadwal Ta'limul Idhafi di Pondok.
Guru baru tersebut bernama HELMI S. Pd, yang mana ia merupakan sarjana jebolan Universitas Tadulako Palu dengan spesifikasi disiplin ilmu SEJARAH.
Ustad Abdul Hamid yang selaku kepala sekolah sempat berujar "semoga dengan adanya tambahan guru baru ini lebih menambah gairah belajar anak-anak sehingga menjadi lebih rajin belajar", lanjutnya " karena sebagaimana di ketahui bahwa selama ini SMP SIS AL-DJUFRIE masih kekurangan tenaga pengajar semoga ini permulaan dari masuknya guru-guru baru sehingga kebutuhan anak-anak tentang ilmu pengetahuan yang bersifat kebaruan bisa mereka dapatkan" kata Ustad Abdul Hamid.
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...
Kiai Abdul HamidPimpinan Pondok Pesantren Sis Al-Djufrie
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...: Pada saat pelaksanaan HAUL Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aldjufrie yang ke 46 minggu lalu, santriawan dan ...
Sabtu, 08 September 2012
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...
SIS AL-DJUFRIE: SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE ME...: Pada saat pelaksanaan HAUL Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aldjufrie yang ke 46 minggu lalu, santriawan dan ...ABDUL HALIM
SANTRIAWAN DAN SANTRIAWATI PONPES SIS ALDJUFRIE MENGIKUTI HAUL GURU TUA (ALHABIB SAYYID IDRUS BIN SALIM AL-DJUFRIE)
Pada saat pelaksanaan HAUL Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aldjufrie yang ke 46 minggu lalu, santriawan dan santriawati ponpes sis al-djufrie beserta pimpinan Ponpes dan para pembina mengikuti haul Guru Tua.
hal ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan santri kepada SIS AL-DJUFRIE karena nama ponpes SIS AL-DJUFRIE di ambil dari nama ALHABIB SAYYID IDRUS BIN SALIM AL-DJUFRIE.
Langganan:
Postingan (Atom)